Suatu ketika manusia akan dihadapkan dengan keadaan dimana dia tidak bisa menentukan arah dalam kehidupannya. Ia bingung tentang tujuan dari kehidupan yang ia lakukan. Ia bahkan hanya bisa menangis karena tak mampu memberikan jawaban yang membuat hatinya tenang. Jawaban yang seharusnya membuat kehidupannya berarti dan berkontribusi.
Hidup pasti memiliki tujuan, apa pun itu. Tujuan hidup manusia adalah beribadah, itu kata agamawan. Ada juga yang berpendapat jika manusia hidup di dunia ini seperti binatang sehingga jika ia mati, maka hilanglah ia dari eksistensi kehidupan ini dan ia tidak akan pernah ada lagi. Pandangan terakhir ini merupakan pandangan yang menafikan adanya kehidupan sesudah kematian, jadi manusia tidak bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan di dalam hidupnya.
Kedua pandangan di atas sangat bertolak belakang. Pandangan pertama menekankan adanya sebuah tanggung jawab kehidupan yang manusia emban. Selama ia hidup di dunia ini maka ia harus melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan agar nanti ketika ia kembali hidup sesudah mati ia akan mendapatkan kebahagiaan yang tiada tara yang bahkan tidak dapat dibayangkan oleh panca indera. Kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terdetik di dalam hati manusia.
Pandangan kedua akan menjadikan manusia seperti hewan yang berada di alam buas. Siapa yang kuat dia lah yang akan menguasai dunia. Yang lemah akan tersingkir bahkan tereliminasi dari kehidupan ini. Sehingga perang merupakan sebuah keharusan yang harus terjadi di dunia ini. Tanpa perang, tidak akan diketahui siapa yang menjadi penguasa di dunia ini. Maka tak heran, kenapa dalam sejarah manusia tidak pernah luput dari peperangan yang semuanya itu hanya memiliki satu tujuan, menguasai dan memerintah !
Setiap manusia pastinya memiliki tujuan hidupnya masing-masing. Baik itu berdasarkan pandangan pertama atau kedua, semua pilihan pasti memiliki konsekuensi logis. Orang yang memilih pandangan pertama dalam mengarungi kehidupannya akan senantiasa berusaha untuk mengejawantahkan seluruh ajaran dari agama yang ia peluk. ada pun orang yang menjadikan pandangan kedua sebagai pegangan hidupnya akan melakukan apa yang menurut ia benar.
Maka arah tujuan yang selama ini samar-samar insya allah akan sedikit demi sedikit terkuak dan memancarkan sinarnya. Qul amantu billah thummastaqim, dalam bahasa agama yang mengisyaratkan kepastian sebuah pilihan dalam kehidupan dan konsistensi terhadap pilihan itu. Jika kita memilih jalan agama, maka konsisten lah dengan pilihan itu. Namun jika sebaliknya, maka setiap jalan dan pilihan tentunya bukanlah jalan final dalam kehidupan ini.
No comments:
Post a Comment